Masyarakat Jangan Hanya Menunggu Dibangunkan Rumah
\"Pemerintah Provinsi Papua mengajak masyarakat agar tidak menunggu untuk dibangunkan rumah oleh Pemerintah, tetapi memanfaatkan potensi yang ada di kampung-kampung untuk disinergikan bersama stimulan dari Pemerintah. Menurut Kabid Koordinasi Program Dinas Tenaga Kerja dan Kependudukan Provinsi Papua, Armin,SH, jika masyarakat menungu dibangunkan rumah, maka hal itu tentunya akan memakan waktu yang sangat lama untuk dapat diwujudkan.
Namun, upaya ini akan bertolak belakang jika disinergikan antara potensi yang ada di kampung dengan stimulan dari Pemerintah.Pastinya rumah di kampung-kampung akan lebih cepat terbangun. Tetapi kalau pembangunan rumah ini hanya dilakukan oleh satu pihak, artinya hanya Pemerintah yang lakukan, maka pertanyaannya kapan pembangunan rumah bisa menyentuh rakyat, tutur Armin disela-sela acara dialog interaktif yang diselenggarakan Biro Humas dan Protokol Provinsi Papua, Senin (29/11), di Stasiun RRI Tasangka Jayapura, dengan topik Pembangunan Perumahan di Tanah Papua.Lebih lanjut dijelaskan Armin terkait memanfaatkan potensi yang ada, wilayah perkampungan memiliki kayu, pasir serta bahan-bahan lainnya.
Dengan adanya potensi tersebut, masyarakat didorong agar mau manfaatkan potensi itu untuk digabungkan dengan stimulan dari Pemerintah. Apakah melalui kementrian, yang dalam arti Pemerintah membantu menurunkan anggaran pembangunan rumah baru senilai Rp10 juta dan rehabillitasi sebesar Rp5 juta. Tapi disini karena sifatnya stimulan, maka dana yang ada, digunakan untuk membeli seng dan kebutuhan lainnya.
Berikut untuk kayu, pasir dan bahan baku pendukung lainya bisa diambil dari potensi yang ada di kampungnya masing-masing. Dengan begini, maka pembangunan rumah bisa segera dilaksanakan, kapan pun masyarakat mau untuk dibangun tanpa harus menunggu program Pemerintah untuk membangun rumah di wilayahnya, kata dia.
Kendati begitu, tambah dia, Pemerintah dianggap perlu untuk memberikan pelatihan dan pendampingan kepada masyarakat tentang bagaimana mengelola dana stimulan yang ada dengan potensi itu. Sehingga masyarakat tidak mengalami hambatan-hambatan dalam membangun rumah layak huni di wilayah masing-masing.
Namun, upaya ini akan bertolak belakang jika disinergikan antara potensi yang ada di kampung dengan stimulan dari Pemerintah.Pastinya rumah di kampung-kampung akan lebih cepat terbangun. Tetapi kalau pembangunan rumah ini hanya dilakukan oleh satu pihak, artinya hanya Pemerintah yang lakukan, maka pertanyaannya kapan pembangunan rumah bisa menyentuh rakyat, tutur Armin disela-sela acara dialog interaktif yang diselenggarakan Biro Humas dan Protokol Provinsi Papua, Senin (29/11), di Stasiun RRI Tasangka Jayapura, dengan topik Pembangunan Perumahan di Tanah Papua.Lebih lanjut dijelaskan Armin terkait memanfaatkan potensi yang ada, wilayah perkampungan memiliki kayu, pasir serta bahan-bahan lainnya.
Dengan adanya potensi tersebut, masyarakat didorong agar mau manfaatkan potensi itu untuk digabungkan dengan stimulan dari Pemerintah. Apakah melalui kementrian, yang dalam arti Pemerintah membantu menurunkan anggaran pembangunan rumah baru senilai Rp10 juta dan rehabillitasi sebesar Rp5 juta. Tapi disini karena sifatnya stimulan, maka dana yang ada, digunakan untuk membeli seng dan kebutuhan lainnya.
Berikut untuk kayu, pasir dan bahan baku pendukung lainya bisa diambil dari potensi yang ada di kampungnya masing-masing. Dengan begini, maka pembangunan rumah bisa segera dilaksanakan, kapan pun masyarakat mau untuk dibangun tanpa harus menunggu program Pemerintah untuk membangun rumah di wilayahnya, kata dia.
Kendati begitu, tambah dia, Pemerintah dianggap perlu untuk memberikan pelatihan dan pendampingan kepada masyarakat tentang bagaimana mengelola dana stimulan yang ada dengan potensi itu. Sehingga masyarakat tidak mengalami hambatan-hambatan dalam membangun rumah layak huni di wilayah masing-masing.