Bulog Konsultasi Dengan Dinas PU *Terkait Kelayakan Bangunan Pasca Kebakaran
Untuk mengetahui kelayakan bangunan kantor Bulog Divre (Divisi Regional) Papua pasca kebakaran yang terjadi Kamis (15/3) lalu, manajemen Bulog akan berkonsultasi dengan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Papua.
Menurut Kepala Bulog Divisi Regional Papua, Achmad Kastela, pihaknya sudah bersurat kepada Dinas Pekerjaan Umum dan diharapkan dalam waktu dekat, hasil tersebut sudah bisa diterima untuk kemudian ditindaklanjuti dengan pembangunan kantor Bulog yang baru.
Jadi, kita juga sudah surati PU untuk memeriksa kelayakan bangunan pasca kebakaran kemarin. Dan andaikata masih layak berarti kita rehab. Kalau tidak layak berarti akan dibangun baru, kata Kastela. Ditanya soal dana pembangunan kantor baru, dia mengaku, Kantor Bulog Pusat memiliki dana pembangunan yang akan diturunkan untuk membangun kembali kantor yang terbakar di Papua. Sementara untuk saat ini, para staf akan berkantor sementara di gedung serbaguna/ruang dharma wanita Bulog hingga kantor baru selesai dibangun.
Jadi, untuk dana pembangunan, kita ada dana yang namanya Replacement and Rehab itu dari kantor pusat. Kita sudah laporkan ke pusat dan sekarang menunggu dari Dinas PU dan kalau masih layak kita rehab dan jika sudah tidak bisa kita bangun baru. Sehingga kemungkinan kita selama 2 tahun kami berkantor sementara di ruang serbaguna ini, tuturnya.
Menyinggung apakah kenaikan BBM akan mempengaruhi harga jual beras, Achmad Kastela mengatakan meski penetapannya terpisah, tentu saja harga beras akan mengalami kenaikan karena berpengaruh pada ongkos angkutan. Dampak kenaikan BBM jelas ada. Terutama untuk angkutan baik pembelian kita misalnya di Merauke, jelas harga beli itu adalah harga beli di gudang Bulog di tempat yakni seharga Rp 6600 tapi biaya angkut dari pabrik ke Bulog kan pasti ada penyesuaian dengan kenaikan BBM.
Kedua, angkutan Mobnas antar provinsi untuk beras yang dari Sulsel atau Jatim, kami disini walau hanya menerima jelas dampaknya ada di ongkos angkut dari sentra produksi ke kita. Begitu pun dari kita ke wilayah kerja kita misalnya, dari Sorong ke beberapa daerah seperti Teminabuan, Sorong, Fak-Fak. Untuk itu, saya kira Bulog sendiri ada ke arah untuk menuju ke penyesuaian, ucapnya.
Menurut Kepala Bulog Divisi Regional Papua, Achmad Kastela, pihaknya sudah bersurat kepada Dinas Pekerjaan Umum dan diharapkan dalam waktu dekat, hasil tersebut sudah bisa diterima untuk kemudian ditindaklanjuti dengan pembangunan kantor Bulog yang baru.
Jadi, kita juga sudah surati PU untuk memeriksa kelayakan bangunan pasca kebakaran kemarin. Dan andaikata masih layak berarti kita rehab. Kalau tidak layak berarti akan dibangun baru, kata Kastela. Ditanya soal dana pembangunan kantor baru, dia mengaku, Kantor Bulog Pusat memiliki dana pembangunan yang akan diturunkan untuk membangun kembali kantor yang terbakar di Papua. Sementara untuk saat ini, para staf akan berkantor sementara di gedung serbaguna/ruang dharma wanita Bulog hingga kantor baru selesai dibangun.
Jadi, untuk dana pembangunan, kita ada dana yang namanya Replacement and Rehab itu dari kantor pusat. Kita sudah laporkan ke pusat dan sekarang menunggu dari Dinas PU dan kalau masih layak kita rehab dan jika sudah tidak bisa kita bangun baru. Sehingga kemungkinan kita selama 2 tahun kami berkantor sementara di ruang serbaguna ini, tuturnya.
Menyinggung apakah kenaikan BBM akan mempengaruhi harga jual beras, Achmad Kastela mengatakan meski penetapannya terpisah, tentu saja harga beras akan mengalami kenaikan karena berpengaruh pada ongkos angkutan. Dampak kenaikan BBM jelas ada. Terutama untuk angkutan baik pembelian kita misalnya di Merauke, jelas harga beli itu adalah harga beli di gudang Bulog di tempat yakni seharga Rp 6600 tapi biaya angkut dari pabrik ke Bulog kan pasti ada penyesuaian dengan kenaikan BBM.
Kedua, angkutan Mobnas antar provinsi untuk beras yang dari Sulsel atau Jatim, kami disini walau hanya menerima jelas dampaknya ada di ongkos angkut dari sentra produksi ke kita. Begitu pun dari kita ke wilayah kerja kita misalnya, dari Sorong ke beberapa daerah seperti Teminabuan, Sorong, Fak-Fak. Untuk itu, saya kira Bulog sendiri ada ke arah untuk menuju ke penyesuaian, ucapnya.