Presiden Resmikan Proyek Penanganan Kerawanan Pangan Kabupaten Yahukimo.

Ubi yang dipanen Presiden Susilo itu merupakan hasil sterilisasi antara ubi lokal dengan bibit ubi jalar yang didatangkan dari luar Papua hasil aplikasi para ahli pertanian dalam negeri yang ditempatkan pemerintah pada pasca penanganan kerawanan pangan yang melanda penduduk Kabupaten Yahukimo. sStelah panen ubi di Pasema, presiden akan langsung meninjau pembangunan Honai Sehat (rumah adat penduduk Pegunungan Tengah) yang dibangun para ahli permukiman dengan konsstruksi canggih, namun tetap berbentuk Honai di Kampung Tangma, Distrik Tangma selanjutnya melihat pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTM) di Kampung Kurima, Distrik Kurima yang berbatasan dengan Wamena, ibukota Kabupaten Jayawijaya.
Dalam rangka pelaksanaan program penanganan kerawanan pangan Kabupaten Yahukimo, pemerintah membangun dua PLTM di Kurima dan PLTM di Distrik Holiwon masing-masing berkekuatan 6 ribu debit/detik dan kini telah dioperasikan menghabiskan dana sebesar Rp1,2 miliar. Pemerintah juga mempercayakan pelaksanaan program tersebut kepada Zipur X Kodam XVII Trikora yang menurunkan peralatan berat membongkar jalan berbatu sepanjang 20 kilometer dari Wamena menuju Kurima. Selain itu pemerintah telah menebarkan 4.166.090 bibit di atas lahan 200 hektar tetapi realisasi tanam 209 hektar dengan bibit 208 ribu lebih. Dengan usaha ini, kelangkaan pangan di Yahukimo yang sempat menggegerkan Indonesia dapat diatasi.
Setelah melakukan panen, Kepala Negara akan meresmikan jalan internasional Jayapura ke Vanimo, Papua Nugini (PNG) antara Kampung Skow Sae, Kota Jayapura dan Wutung, PNG. Sebelum kembali ke Jakarta, Presiden Susilo dan rombongan akan datang ke Kendari, ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara untuk meresmikan Musyabaqah Tilawatil Qur’an Tingkat nasional (MTQN) XXI tanggal 29 Juli. Acara ini dihadiri seluruh gubernur dan 4000 kafilah dari seluruh tanah air.
Sumber : kompas.com