Kota Jayapura Deflasi 0,05 Persen

Jayapura - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua mengumumkan Oktober 2015 Kota Jayapura mengalami deflasi sebesar 0,05 persen.

 

Penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) juga terjadi dari 121,71 pada September 2015 menjadi 121,65 pada bulan berikutnya. Hal itu dikatakan Kepala Badan Pusat Statistik Papua, Didik Kosbianto di Jayapura, Senin (2/11).

 

Dia mengatakan penurunan harga barang dan jasa di Kota Jayapura ditunjukkan oleh penurunan angka indeks pada kelompok pengeluaran barang dan jasa, yaitu kelompok bahan makanan 0,82 persen.

 

"Sementara Kelompok pengeluaran barang dan jasa yang mengalami kenaikan adalah,  Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,10 persen, perumahan air, listrik, gas dan bahan bakar 0,05 persen, kelompok sandang 0,63 persen, kelompok kesehatan 0,11 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,12 persen dan kelompok transportasi dan jasa keuangan 0,44 persen," katanya.

 

Komoditi yang mendorong terjadinya deflasi di Kota Jayapura antara lain, cabe rawit, kangkung, telur ayam ras, pepaya, jeruk, tomat sayur, tomat buah, ikan cakalang, daging babi, daging ayam ras, cabe merah, tarif listrik, nanas, pisang, kacang panjang, buncis, semangka, ikan mumar, kol putih dan lain-lain.

 

Beberapa komoditi yang mengalami kenaikan harga antara lain, kubis, ikan ekor kuning, angkutan udara, ikan kembung, minyak goreng, beras, gula pasir, tukang bukan mandor, talas/keladi, jeruk nipis, baju kaos berkerah, emas perhiasan, wortel, biaya jaringan saluran TV, sawi hijau, pembersih lantai, ikan kawalina dan lain-lain," kata dia.

 

Secara umum, dari 82 kota IHK tercatat 38 kota mengalami inflasi dan 44 kota yang mengalami deflasi termasuk Kota Jayapura.

 

"Deflasi terbesar terjadi di Tanjung Pandan yaitu sebesar 1,95 persen dan deflasi terkecil di padang Sidempuan 0,01 persen. Kota Jayapura menempati urutan ke-48 di tingkat nasional dan urutan 11 di tingkat Sumapua (Sulawesi, maluku dan Papua)," katanya.

 

Berbeda terjadi di Merauke, dimana daerah tersebut mengalami inflasi sebesar 1,01 persen atau terjadi kenaikan angkla Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 123,20 pada bulan sebelumnya menjadi 124,45 pada Oktober 2015.