Warga Tak Beli Miras, Distributor Tutup Dengan Sendirinya

Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal enggan mengomentari tudingan Wali Kota Jayapura Benhur Tommy Mano yang menyebut pemerintah provinsi arogan dan bersikap seperti “preman”, dalam operasi penertiban miras oleh tim gabungan yang dipimpin Asisten Bidang Pemerintahan Sekda Papua Doren Wakerkwa.


Klemen menilai kuncinya ada di masyarakat, bukan pada miras itu sendiri. Dengan kata lain, jika masyarakat diedukasi dan tidak membeli miras, maka dengan sendirinya distributor maupun toko-toko yang menjual minuman keras akan tutup dengan sendirinya.


“Terkait operasi miras yang arogan? Saya tidak tau.  Yang penting kuncinya di masyarakat. Bukan di mirasnya. Yang jual miras itu kan tidak banyak, paling hanya ada dua distributor di Jayapura.  Kalau mau tutup ya sudah tutup saja, masa di Aceh bisa disini tidak bisa”.


“Sebenarnya tidak perlu paksa-paksa pun kalau distributor diperintahkan tutup, ya pasti akan tutup dengan sendirinya. Kedua, kalau masyarakat mulai stop beli miras saya yakin distributor dan tokonya akan tutup,” jelas Wagub Klemen menanggapi pertanyaan pers, Senin (11/4) di Jayapura.


Masih menurut Klemen, mestinya masyarakat mulai di edukasi untuk stop beli miras sehingga dengan berkurangnya permintaan, diyakini distributor akan mulai melirik jenis usaha lain karena sudah tak menguntungkan dirinya lagi.


Setelah itu, lanjut Klemen, barulah pihak pemerintah mengalihkan perhatiannya kepada pemberantasan minuman lokal yang harganya terjangkau, namun memiliki jumlah kadar alkohol tinggi serta tak terukur.


“Makanya kita perlu kerja sama dengan pihak Satpol dan kepolisian. Antara lain, apakah dengan menebang pohon enau atau lainnya. Kemudian, menyurat ke Pemerintah Sulut untuk menghalau peredaran minuman lokal cap tikus supaya tak masuk Papua”.


“Tentunya menjadi kewajiban semua pihak untuk menghalau peredaran masuknya miras ke Papua, baik yang selama ini sudah ada atau memiliki ijin resmi maupun ilegal,” tutur dia.


Sementara menyinggung mengenai penjualan lem aibon dan alkohol murni di apotek, Klemen berharap pihak rumah sakit, apotek maupun toko bangunan harus lebih selektif dalam menjual barang “haram” yang berpotensi mematikan orang Papua tersebut apabila salah digunakan.