AMA Protes Gereja Ikut Terbitkan Regulasi di Bandara

Assosiation Mission Aviation (AMA) mengajukan protes kepada Dinas Perhubungan Papua terkait regulasi yang diterbitkan pihak gereja pada salah satu bandara di wilayah pegunugan Papua.


Hal demikian diungkap Direktur AMA Djarot Soetanto dalam pertemuan dengan Pelaksana Tugas Dinas Perhubungan Papua, baru-baru ini.


Djarot menilai semestinya regulasi penerbangan diterbitkan oleh otoritas berwenang seperti Dinas Perhubungan. Kehadiran regulasi dari pihak gereja, dikhawatirkan bakal memunculkan keresahan.


“Sebab regulasi dari pihak gereja kan bukan dari pemkab atau dinas yang berwenang. Kalau semuanya nanti membuat regulasi di lapangan terbang, bagaimana kacaunya di Papua ini”.


“Oleh karena itu, mohon diluruskan sebelum semua denominasi gereja membuat peraturan pada lapangan terbang yang dimilikinya,”ucap dia.


Djarot menambahkan, meski perusahaan penerbangan AMA dimiliki oleh Gereja, pihaknya tak menghendaki aturan seperti itu. “Sebab yang ditakutkan juga nantinya semua penerbangan tidak mau masuk kesana. Apalagi ada juga penentuan tarif diluar operator serta menarik tarif retribusi yang harus dibayar,”jelas dia.


Menanggapi hal itu, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perhubungan Papua Djuli  Mambaya akan segera berkoordinasi dengan pihak bandara setempat.


“Persoalan yang diutarakan oleh pihak AMA ini akan dibicarakan. Karena ini saya rasa hanyalah masalah komunikasi saja”.


“Nanti kami juga akan berkoordinasi dengan Ketua Klasis atau Sinode setempat sebab ini menjadi urusan pemerintah. Saya kira kalau ada hal seperti ini, silahkan lapor kepada kami dan ditindak lanjuti kepada bupati atau dinas terkait supaya ada tindak lanjutnya,” ucapnya.


Pada kesempatan itu, Djarot mengatakan permasalahan tantangan yang dihadapi pihak AMA dalam penerbangan adalah mengenai masalah avtur, spare part dan gaji pilot yang kesemuanya dibayar dalam bentuk Dolar Amerika. “Akibatnya membuat segalanya menjadi mahal,” tutup dia.