Sekda : Full Day School Tak Cocok di Papua

Sekertaris Daerah (Sekda) Papua Hery Dosinaen mengaku wacana penerapan full day scholl tak cocok untuk diimplementasikan di Papua, karena pertimbangan kondisi keamanan dan letak geografis yang kurang memungkinkan.


Hal demikian dikatakan Sekda Hery, saat dimintai tanggapan, Senin (15/8), di Sasana Krida Kantor Gubernur Dok II Jayapura.


“Yang jelas di Papua untuk full day school atau sekolah seharian penuh, sangat tidak sesuai untuk diterapkan. Pertimbangannya karena masalah keamanan, geografis dan lain sebagainya”.


“Belum lagi kalau siswa dibebankan dengan waktu yang begitu padat dengan kondisi Papua yang heterogen ini saya kira agak berat ditetapkan di Papua, khususnya daerah pedalaman,” jelas dia.


Ia menyarankan agar pemerintah pusat bersama pemerintah daerah mencari model pendidikan lain yang lebih cocok untuk diterapkan kepada siswa dan siswi di Papua.


“Saya rasa jauh lebih baik pemerintah mencoba cari model pembelajaran lain yang lebih cocok. Jangan sampai anak itu dibebankan dengan berbagai materi pelajaran tetapi begitu penuh dan akhirnya ilmu yang dipelajari terbuang sia-sia”.


“Sekarang ini saja anak sekolah di Papua juga ada yang pulang jam 3 dan 4 sore. Tapi itu tidak rutin karena ada kegiatan ekstra kurikuler. Artinya ada yang maksimal namun tak sedikit yang menjadi lelah dan tidak menyerap pelajaran dengan baik,” ucapnya.


Hery pun sempat menyoroti kebijakan Menteri Pendidikan yang selalu berganti saat dijabat oleh orang baru. “Bayangkan kurikulum 13 saja sepertinya susah diterapkan pada sebagian wilayah di Papua.  Lalu kemudian sudah ada wacana lain lagi di bidang pendidikan”.


“Tapi kita sambut baik karena pusat sangat perhatian terhadap dunia pendidikan di Papua dimana Menkopolhukam Wiranto beberapa waktu lalu menyempatkan diri berbicara di Uncen Jayapura. Ini kami sambut baik dan harapannya ada kebijakan khusus bagi Papua dalam bidang pendidikan,” tutur dia.


Sebelumnya, Mendikbud Muhadjir Effendy mewacanakan penerapan sistem belajar mengajar seharian penuh atau Full Day School.


Full Day School ini tidak berarti peserta didik belajar seharian penuh di sekolah, tetapi memastikan mereka mengikuti kegiatan-kegiatan penanaman pendidikan karakter, seperti mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.