Nabire Punya Syarat Jadi Daerah Lumbung Pangan Baru

Pemerintah Provinsi Papua bersama Pemerintah Pusat pada 2017 mendatang bakal mengarahkan perhatian pada Kabupaten Nabire, yang diyakini memiliki persyaratan cukup untuk menjadi daerah lumbung pangan baru.


Hal demikian disampaikan Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Papua, Semuel Siriwa di Jayapura, kemarin.


Ia beralasan rata-rata produksi padi yang setahun mencapai 27 ribu ton beras, merupakan hasil yang potensial untuk menjadikan Nabire penghasil pangan di Papua menyaingi Merauke. “Sebab bisa dibayangkan bila dijual dengan harga Rp10 ribu maka kurang lebih Rp270 miliar per tahun dihasilkan petani”.


“Makanya untuk saat ini kita sedang memikirkan agara bagaimana menyediakan hasil produksi padi padi yang unggul. Sehingga yang perlu diperhatikan oleh petani agar menyediakan benih, pupuk dan air yang aktif mengalir ke sawah,” kata dia.


Semuel juga menyatakan pada tahu depan, instansinya berencana mengadakan alat pertanian yang lebih banyak ke Kabupaten Nabire, untuk diserahkan kepada para petani. Selain hasil produksi beras, pemerintah provinsi juga akan mendorong pengembangan komoditi jagung dan kedelai.


“Apalagi saat ini luas lahan sawah yang ada di Nabire sudah mencapai tiga ribu hektar. Sehingga kita ingin mendorong penanaman jagung dan kedelai supaya keinginan menjadikan Nabire sebagai lumbung pangan baru bisa benar-benar maksimal,” ucap dia.


Dia menambahkan, keberadaan Bendungan Kali Bumi dan Lagari yang mengairi lahan sawah di Nabire menjadi kunci utama keberhasilan petani memproduksi padi yang melimpah di Nabire. Karenanya, ia berharap agar masyarakat bisa ikut menjadi bendungan tersebut, sebab fungsinya sangat besar bagi kepentingan petani.


“Sebab jika luas lahan sawah kedepan terus mengalami penambahan, maka Nabire digadang-gadang menjadi daerah penyuplai beras bagi masyarakat di wilayah hukum Adat Meepago dan Saireri,” pungkasnya.