Kebebasan Beragama di Papua Dipuji

Asisten Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Papua Elia Loupatty memuji kebebasan beragama di Bumi Cenderawasih, dimana seluruh masyarakat sangat memelilhara dan menjaga toleransi antara satu dengan lainnya.


Hal demikian tergambar dari situasi terkini yang dapat dilihat, dimana Papua tak pernah terprovokasi oleh isu Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA).


“Kalau boleh saya bilang kebebasan beragama di Papua luar biasa.Saya mau bilang karena ada orang muslim di Papua menyumbang untuk bangun gereja. Ada orang nasrani sumbang untuk bangun masjid.”


“Itulah gambaran muslim dan nasrani yang ada di tanah ini. Bahkan tak hanya muslim dan kristen, ada agama lainnya yang saling menopang satu dengan yang lainnya dalam pembangunan rumah ibadah,” kata dia.


Elia menyatakan bahwa sampai saat ini, komunikasi yang dibangun pemerintah bersama Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) yang diataranya terdiri dari seluruh pimpinan umat di Bumi Cenderawasih, sangat baik.


FKUB pun kerap menjadi “corong” bagi pemerintah dan masyarakat untuk menyuarakan kedamaian di tanah ini. “Hubungan FKUB (dengan) kami cukup baik. Karena itu saya mau bilang kebebasan beragama secara nasional, di Papua sangat baik,” jelas dia.


Meski begitu, Elia minta kepada forum agama di Papua untuk dapat terus - menerus menjadi satu kekuatan guna menopang pemerintah dalam melaksanakan pembangunan.


“Karena saya yakin tanpa dukungan pihak agama, pelaksanaan pembangunan tak dapat berjalan maksimal. Karena itu, kami selalu berharap ada dukungan dari pihak agama. Karena agaa merupakan salah satu mitra yang strategis bagi pemerintah untuk mewujudkan visi dan misinya dalam pelaksanaan pembangunan,” ujarnya.


Sebelumnya, Sekda Papua Hery Dosinaen menilai seluruh provinsi di nusantara mesti belajar toleransi umat beragama yang berjalan di Papua.


“Toleransi di Papua sangat tinggi. Kami saling menghargai bahkan antara satu dengan yang lainnya saling menjaga kedamaian. Contoh, pada acara natal pemuda masjid berjaga saat ibadah. Sebaliknya, pada saat sholat id, pemuda gereja yang berjaga. Hal seperti ini yang perlu terus dipupuk dan dikembangkan supaya kedamaian dapat terwujud di seluruh Indonesia,” harapnya.