Dukungan Gereja terhadap Sirkumsisi Diapresiasi

Program sirkumsisi dalam rangka pencegahan virus mematikan HIV di Bumi Cenderawasih, mendapat dukungan penuh Persekutuan Gereja-Gereja Papua (PGGP) Provinsi Papua karena dinilai turut peduli terhadap pemberantasan virus mematikan tersebut.

Hal ini disampaikan WHO Technical Advisory Group on Innovations in Male Circumcision Dr Timothy Hargreaves, dalam kunjungannya di Jayapura, Provinsi Papua akhir pekan kemarin.

Ia berharap dukungan dari pihak gereja, dapat membantu meminimalisasi virus HIV yang menjadi salah satu pembunuh nomor satu di dunia. Perwakilan WHO ini pun memuji Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Papua, yang dinilai berhasil meyakinkan pihak agama di provinsi ini untuk menerima program sirkumsisi.

“Memang perlu diapresiasi dukungan gereja terhadap sirkumsisi. Ini tentu tak lepas dari kerja keras KPA dan pemerintah daerah. Namun, tetap perlu lebih disosialisasi program sirkumsisi ini ke daerah-daerah seperti pegunungan tengah. Karena menurut informasi masih terdapat pengidap-pengidap HIV yang dijangkau oleh KPA,” ujar dia.

“Jadi mungkin untuk teknisnya dibantu oleh NGO PEPFAR, sementara itu WHO mengadvokasi Kementerian Kesehatan terkait dengan program sirkumsisi yang telah berjalan dengan baik di Papua,” akunya. 

Timothy yang didampingi Co – Chair Presidents Emergency Plan for AIDS Relier (PEPFAR) Anne Thomas turut menyoroti kinerja KPA Papua yang telah melakukan sirkumsisi dengan metode PrePex kepada 772 pria dari target 300 ribu orang.

Pihaknya yakin, target tersebut akan mampu dicapai, mengingat program ini telah mendapat dukungan dari pihak gereja. “Masih banyak yang harus dikejar, tapi kami yakin akan bisa dicapai. Sebab sudah ada dukungan dari pihak gereja, sehingga tim dari WHO pun akan membuat petunjuk teknis terkait dengan prosedur medis mulai dari pelaksanaan sirkumsisi hingga pelepasan alat PrePex.

Sebelum bertemu pihak gereja di Papua, tim dari WHO sebelumnya mengunjungi Kantor Pusat Sirkumsisi Pria Sukarela Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dok II Jayapura. Tim dari WHO ingin memperlajari dan melihat lebih dekat bagaimana proses sirkumsisi di provinsi ini.

“Kita datang kesini untuk belajar dan melihat seperti apa proses yang sudah berjalan sehubungan dengan sirkumsisi di Papua, dalam rangka untuk pencegahan HIV.”

“Sebab pasti selalu ada perbedaan mengenai sirkumsisi PrePex yang berjalan di Afrika maupun di Papua, karena disesuaikan dengan situasi dan kondisi daerah. Karena itulah, sekali lagi kami belajar dari Papua seperti apa dan harapannya pelaksanaan sirkumsisi ini bisa aman bagi semua, baik untuk pasien, petugas dan semua pihak terkait lainnya,” terang Timothy Hargreave.

Meski begitu, ia mengingatkan semua pihak di Papua bahwa pelaksanaan sirkumsisi tak 100 persen menjamin bebas dari penyebaran virus HIV. Ia menyarankan kepada para pria untuk tetap menggunakan kondom, karena terbukti 100 persen untuk meminimalisasi resiko tertularnya virus mematikan HIV serta penyakit kelamin.