Kepedulian Presiden Terhadap Papua Diapresiasi

Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) mengapresiasi kepedulian Presiden Joko Widodo terhadap Bumi Cenderawasih, yang telah banyak berbuat bagi masyarakat sepanjang masa kepemimpinannya.

Presiden Joko Widodo pun tercatat sebagai kepala negara pertama yang telah sebanyak enam kali mengunjungi Papua dalam masa kepemimpinan belum genap satu periode. Bukan tak mungkin, Jokowi yang akan habis masa jabatan di 2019 mendatang, dapat menambah catatan kunjungan ke Papua sebanyak tiga sampai dengan 6 kali. Sebab ia berjanji akan mengunjungi Papua tiga kali dalam setahun.

“Karena itu, kami atas nama pimpinan DPR menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada bapak Presiden yang terus memberikan perhatian kepada Papua. Kami baru melihat ada kepala negara yang rutin memberi perhatian, bahkan beliau hadir bukan saja sebagai pemimpin tetapi sebagai bapak untuk orang Papua”.

“Ini bisa kami lihat dari perjalanan beliau ke tempat acara, dimana bapak Presiden menyempatkan diri berhenti di mana saja yang ada masyarakat berkumpul untuk memberi salam kepada mereka. Sehingga ini merupakan pemimpin dengan karakter seorang bapak,” kata Ketua DPRP Yunus Wonda di Jayapura, kemarin.

Ia mengharapkan, perhatian Presiden Jokowi ke Papua yang sangat besar itu dapat diikuti oleh kabinetnya dengan baik. Kementerian dan lembaga juga diimbau mampu menterjemahkan setiap arahan maupun instruksi Presiden dalam berbagai statement politik maupun resmi kepada masyarakat, di berbagai kesempatan.

“Sebab kalau kita lihat kan bapak presiden ini gayanya cepat sekali. Sehingga harus diikuti kabinetnya dengan baik. Contoh ketika ada statement politik dalam pembangunan infrastruktur dan lain sebagainya, maka kabinetnya mesti mengikuti,” terang dia.

Yunus mengakui kebijakan pembangunan infrastruktur yang digalakkan Presiden di Papua masih belum maksimal. Sebab untuk merubah sesuatu dari tidak ada menjadi ada, tak semudah seperti membalikkan telapak tangan.

“Artinya, sebuah tujuan butuh proses. Dan proses itu butuh waktu. Apalagi Papua memiliki kendala yang luar biasa. Belum lagi hak ulayat, palang memalang dan seterusnya sehingga proses ini butuh kesabaran untuk kita capai titik keberhasilan itu”.

“Namun yang terutama adalah perubahan tak akan terjadi bila kita tidak memulai sesuatu. Karena itu, apa yang telah dimulai oleh bapak Presiden mesti pula mendapat dukungan semua pihak termasuk masyarakat. Sehingga apa yang dicita-citakan Presiden dan masyarakat dapat bisa terwujud sesegera mungkin,” tuntasnya.