Ekspor Papua Naik 2.115,29 Persen

Badan Pusat Statistik (BPS) Papua mencatat nilai ekspor Papua pada April 2017 meningkat sangat signifikan menjadi 2.115,29 persen dibanding bulan sebelumnya,  yakni dari  US$10,44 juta menjadi US$231,25 juta. 

Menurut Kepala BPS Papua Simon Sapary, peningkatan tersebut dipicu oleh kembali dilakukannya ekspor konsentrat tembaga oleh PT. Freeport Indonesia.

“Secara  kumulatif pun terlihat total nilai ekspor Papua pada Januari-April 2017 senilai US$515,19  juta atau lebih tinggi 38,52 persen dibanding total nilai ekspor Januari-April 2016 sebesar US$ 371,92 juta”.

“Tentu peningkatan ini dari ekspor Bijih Tembaga & Konsentrat (HS26) pada April 2017 yang senilai US$222,79 juta; ekspor Kayu & Barang dari Kayu (HS44) senilai US$6,13 juta; ekspor Ikan & Hewan Air Lainnya (HS03) senilai US$0,02 juta; dan ekspor Non Migas Lainnya senilai US$2,31 juta,” tutur dia.

Sementara jika dihitung per negara, ekspor pada April 2017 mencapai US$225,06 juta atau meningkat hingga 4.723,59 persen dibanding nilainya pada Maret 2017 sebesar US$4,67 juta.

“India menjadi negara tujuan ekspor  terbesar  yang nilainya mencapai US$111,88  juta. Lalu diikuti  Tiongkok US$62,81 juta dan Korea Selatan US$50,37 juta,” katanya.

Berbeda dengan nilai ekspor, untuk impor Papua pada April 2017 tercatat senilai US$29,50 juta atau turun 3,56 persen bila dibandingkan dengan Maret 2017 sebesar US$30,59 juta. Total impor kumulatif Papua pada Januari-April 2017 senilai US$133,85 juta pun turun 33,58 persen bila dibandingkan Januari-April 2016 sebesar US$201,50 juta.

Meski begitu, Simon menegaskan nilai impor 10 golongan non migas utama pada April 2017 senilai US$19,15 juta, tercatat mengalami peningkatan 13,02 persen bila dibandingkan Maret 2017 sebesar  US$16,94 juta. 

“Hanya, nilai impor golongan non migas lainnya justru mengalami penurunan sebesar US$2,91 juta (53,48 persen),” ungkap dia.

Ia menambahkan, secara  kumulatif, total nilai impor 10 golongan non migas utama pada Januari-April 2017 mengalami penurunan  sebesar  42,96  persen,  yaitu dari US$150,80 juta menjadi  US$86,02  juta. 

Pun begitu, impor 10 golongan nonmigas utama memberikan andil 64,27 persen terhadap total impor kumulatif Januari-April 2017. Bahkan nilai impor dari tujuh negara utama pada April 2017 senilai US$28,48 juta, tercatat meningkat 41,63 persen dibandingkan nilainya pada Maret  2017. 

“Ada tiga negara pemasok barang terbesar ke Papua pada April 2017. Yakni, Australia US$12,08 juta (40,96 persen), Singapura US$10,05 juta (34,08 persen), dan Amerika Serikat US$5,20 juta (17,62 persen),” pungkasnya.