Kelambu Bantuan Program Malaria Diimbau Tak Dipakai Menjaring Ikan

Dinas Kesehatan Provinsi Papua mengimbau masyarakat agar tak menggunakan kelambu bantuan program malaria untuk menjaring ikan di laut. Hal demikian disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Aloysius Giyai, usai membuka kegiatan sosialisasi kelambu masal malaria, di Jayapura, Kamis (10/8) kemarin.

“Intinya kita harap pemanfaatan kelambu digunakan sebagaimana mestinya. Yang pasti, jangan sampai kelambu ini digunakan untuk menjaring ikan. Sebab tidak sesuai dengan peruntukannya,”kata dia.

Aloysius menyatakan, dinas kesehatan pada 2020 mendatang, menargetkan untuk melakukan evaluasi tahap pertama terhadap program eliminasi malaria. Pelaksanaan evaluasi dipandang penting, untuk mengukur sejauh mana pelaksanaan program eliminasi malaria yang dilakukan di Bumi Cenderawasih.

“Oleh karena itu, dengan dicanangkannya 1,2 juta kelambu untuk dibagikan kepada Dinas Kesehatan kabupaten/kota, diharapkan para pengelola program malaria mampu memberi pemahaman yang lebih baik kepada masyarakat, tentang penggunaan kelambu,” jelasnya.

Senada disampaikan Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) AIDS,TB dan Malaria (ATM) Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Berry Wopari. Pihaknya menyebut malaria merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi momok bagi masyarakat, khususnya di Bumi Cenderawasih.

Dimana sampai saat ini Provinsi Papua, memiliki tingkat kesakitan malaria yang dalam endemisitas tinggi. Diantaranya dengan Annual Parasit Incidence (API) 49/1.000 penduduk.

“Intinya penyakit ini masih cukup tinggi di Papua. Kemudian berdampak pada penurunan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan berpengaruh terhadap peningkatan angka kesakitan dan kematian. Baik itu, ibu hamil, bayi maupun balita”.

Dia menambahkan, salah satu cara untuk mengurangi faktor risiko penularan malaria adalah dengan pemakaian kelambu anti yamuk yang dibagikan kepada penduduk di daerah endemis tinggi dan rendah.

“Karena itu, kita harap program rutin distribusi kelambu ini mampu memaksimalkan pencegahan kematian terhadap ibu hamil maupun bayi. Sehingga jumlah kasus malaria bisa ditekan hingga zero,” tutupnya.