Sekolah Satu Atap Mulai Dibangun Tahun Depan

Dinas Pendidikan Provinsi Papua memastikan, pembangunan sekolah satu atap berpola asrama di lima wilayah adat bakal dimulai pada 2018 mendatang. Hal demikian, disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Papua Elias Wonda, di Jayapura, kemarin.

Dia katakan, saat ini pihaknya fokus untuk menyelesaikan perencanaan, analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) maupun pembiayaan untuk pelepasan tanah untuk pembangunan sekolah satu atap tersebut.

“Namun yang pasti semua tergantung dari panitia anggaran. Kalau sudah ada tahun depan akan langsung kita dorong untuk dibangun. Sebab program ini sangat baik untuk meningkatkan bidang pendidikan diatas tanah ini,” terang Kepala Dinas Elias Wonda, di Jayapura, kemarin.

Dia katakan, pembangunan sekolah satu atap berpola asrama merupakan program yang mesti segera diwujudkan sebab sangat tepat untuk dibangun pada daerah yang memiliki letak geografis sulit, sehingga diharapkan dapat mengejar ketertinggalan.

Sekolah satu atap ini juga diyakini mampu menjawab kesenjangan kualitas pendidikan antara wilayah pedalaman maupun perkotaan. Sehingga program ini, diharapkan segera diterapkan pada lima wilayah adat, khususnya di daerah terluar, terdepan dan tertinggal.

“Sekolah satu atap ini pastinya akan menjadi solusi bagi siswa yang tinggal jauh dari pusat pendidikan. Sehingga nantinya mereka akan ditempatkan pada sekolah itu, bahkan nantinya berasrama. Jadi, mereka bisa tinggal di sekolah itu sekaligus mendapatkan pendidikan yang memadai,” ucap dia.

Sebelumnya, Sekda Papua Hery Dosinaen mengatakan pembangunan sekolah satu atap berpola asrama sangat tepat untuk dibangun, dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia (SDM) masyarakat Papua yang selama ini tertinggal jauh dari provinsi lain.

 “Makanya, sekarang kita mesti kerja luar biasa. Tak bisa kerja biasa-biasa saja sebab kita sudah tertinggal sangat jauh,” ucap dia.

Menurut Sekda pihaknya sudah meminta dinas terkait untuk merencanakan pembangunan sekolah satu atap berpola asrama tersebut, mulai dari SD, SMP dan SMU.

Diharapkan dengan adanya pendidikan pola asrama ini, mampu meningkatkan kualitas pendidikan di Papua yang masih sangat rendah, terutama berbahasa Inggris. “Sebab kita sangat mengharapkan generasi anak-anak Papua kedepan, menjadi lebih baik,” tuturnya.

Sementara disinggung mengenai program serupa yang dilakukan pemerintah kabupaten, ia mempersilahkan program itu terus dijalankan. Hanya saja, pemerintah provinsi berkeinginan agar setiap wilayah adat di Papua memiliki sekolah berpola asrama, guna menyiapkan SDM Papua yang handal serta memiliki daya saing.