Kabupaten dan Kota Didorong Buat Pelatihan Cara Pengisian CAT

Pemerintah kabupaten dan kota di bumi cenderawasih, didorong membuat pelatihan tata cara pengisian Computer Assissted Test (CAT) bagi lulusan SMU yang berniat mengikuti seleksi calon Praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN).

Pelatihan tersebut, selain mempopulerkan sistem CAT, juga sebagai upaya untuk memaksimalkan kelulusan orang asli Papua (OAP) yang minim dari tahun ke tahun.

“Kalau kita lihat memang kelulusan OAP di IPDN sangat minim. Ini juga tak lepas dari nilai ujian yang mungkin tidak bisa dipenuhi oleh OAP. Apalagi belum banyak yang tahu cara ikut CAT. Makanya, disinilah peran pemda kabupaten dan kota untuk bisa mempopulerkan sistem ini kepada lulusan SMU, sehingga bisa lebih banyak OAP yang lulus,” terang Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Papua Nicolaus Wenda di Jayapura, kemarin.

Tak hanya sistem CAT, hal penting lainnya yang mesti mendapat perhatian adalah pantauan para orang tua terhadap anak-anaknya. Dimana, para orang tua mesti rutin memantau kesehatan anaknya.

“Sebab dalam tes juga dituntut memiliki tubuh yang sehat, bugar dan jiwa yang kuat. Memang nilai yang bagus juga penting tapi kalau tes kesehatan lalu jatuh, pasti tetap tak bisa lolos. Termasuk yang terpenting juga adalah pengenalan CAT oleh pemkab terhadap para siswa.”

“Hanya CAT ini kan tes pakai komputer yang pertanyaanya dilakukan secara online. Kemudian pakai waktu dan kalau tak terjawab tidak bisa kembali dijawab nanti. Tak terjawab berarti nilai minus. Makanya, banyak juga OAP jatuh dinilai tapi juga banyak di kesehatan sehingga dua faktor ini harus beriringan,” tuturnya.

Sebelumnya, media sosial baru-baru ini viral mengenai perekrutan calon praja IPDN 2018 yang sebagian besar di dominasi oleh pendatang dan bukan orang asli Papua (OAP).

Nicolaus Wenda menyebut hal itu bukan menjadi wewenang instansinya di provinsi, sebab segala pengurusannya langsung diambil alih pemerintah pusat. Meski sudah ada afirmasi, namun penerimaan masih di dominasi pendatang. Dia menduga hal itu dikarenakan nilai standar yang ditetapkan panitia belum dapat dipenuhi OAP.