Selamat Datang Tol Laut Di Pelabuhan Depapre Kabupaten Jayapura

Selamat Datang Tol Laut di Pelabuhan Depapre Kabupaten Jayapura, hal ini  mengingatkan kembali pada penghujung Perang Dunia II, yang mana pasukan Sekutu mendaratkan Kapal Perang besarnya di bumi Cenderawasih di ujung timur Nusantara, namun peristiwa hari Rabu, 27 Januari 2021 merupakan sejarah baru bagi Papua memiliki Pelabuhan dengan teluk yang teduh di ujung Pasifik yang disandari Kapal berkapasitas 3.000 GWT lebih membawa bahan pokok untuk menggerakkan roda perekonoman di Papua.

Asisten Sekretaris  Daerah Papua Bidang Perekonomian dan KESRA Dr. Drs. Muhammad Musa’ad, M.Si mewakili Gubernur dan Wakil Gubernur Papua menyambut kedatangan sandarnya Kapal Tol Laut memberikan apresiasi yang besar pada semua stakeholder baik itu Pamerintah Pusat, Pemerintah Kabupaten Jayapura maupun instansi lainnya yang dengan sukses mendaratkan Kapal pemasok barang kebutuhan ekonomi ini.   

Dr. Drs. Muhammad Musa’ad, M.Si menjelaskan route Tol Laut yang masuk ke Pelabuhan Depapre merupakan route baru  (route T-9)  yang meliputi:  Merauke – Kokas – Sorong – Supiori -  Depapre Kab.  Jayapura (PP), konsep Tol Laut adalah mempercepat distribusi bahan logistik yang terhubung ke beberapa pelabuhan dengan prinsip Bongkar dan Muat artinya ada komoditas  bahan pokok yang dibawa  dari satu daerah dan ada komoditas lainnya yang dibawa kembali, sehingga dapat mengurangi biaya/ongkos  distribusi, misalnya beras asal Merauke sebelum adanya Tol Laut harus dibawa ke Surabaya dulu baru kemudian dikapalkan kembali ke Jayapura, namun dengan adanya Tol Laut beras asal Merauke bisa langsung masuk ke Jayapura tanpa harus ke Surabaya, dan kemudian distribusikan ke berbagai daerah  yang ada di Pegunungan tengah atau wilayah utara Papua, kembalinya bisa diisi komoditas unggulan dari Jayapura atau daerah sekitarnya seperti bahan material Pasir dan lain-lain yang di Merauke sulit didapat serta komuditas lainnya dengan demikian akan dapat menekan disparitas harga dan bisa bersaing dengan komoditas lainnya yang berasal dari luar Papua/Papua Barat. 

Dibukanya Pelabuhan Depapre yang telah dimulai pembangunannya sejal tahun 2009  sebagai salah satu pelabuhan alternatif selain di Kota Jayapura juga dapat mengerakkan sektor ekonomi di wilayah setempat khususnya di area pelabuhan. 

Ada banyak hal-hal teknis yang perlu dibenahi dengan segera baik itu fasuilitas di lingkungan pelabuhan, akses jalan dan infrastrtruktur lainnya hal ini sudah diidentifikasi bersama dengan multi stakeholder sehingga sistem pengerjaannya dengan cara “kroyokan” agar dapat mempercepat penyelesaiannya. 

Musaad kembali menagaskan Tol Laut merupakan salah satu stimulan penggerak ekonomi di Papua maka dia mengajak semua pelaku usaha untuk memanfaatkan peluang ini dan masyarakat dilokasl pelabuhan memberikan dukungan penuh dengan  menjaga fasilitas/obyek vital negara ini  dengan baik untuk kepentingan masyarakat di Papua. 

Pada peluncuran Tol laut selain dihadiri para Pera Pejabat dari Pemerintah provinsi juga turut hadir bupati Jayapura, beserta jajarannya dan stikholder terkait lainnya. 

Perlu disampaikan bahwa pelabuhan Depapre adalah Dermaga Multipurpose II panjang150 m, Dermaga Semen 206 m, Dermaga curah cair 124 m dan Dermaga peti kemas 206 m di area teluk yang teduh merupakan  Pelabuhan terbesar di kawasan Asia Pasifik, dan jika dikembangkan penuh nantinya  dapat menjadi salah satu Pelabuhan “Hub Penghubung”  di wilayah Pasifik, semoga (*)