IHK Desember Kota Jayapura, 157,75

Dipenghujung Tahun 2006, kota Jayapura mengalami inflasi sebesar 0,85 persen, dimana pada bulan sebelumnya juga kembali  mengalami inflasi sebesar 0.39 persen. Hal ini, disebabkan adanya kenaikan indeks dari 156,42 pada bulan November menjadi  157,75 pada bulan Desember. Kenaikan inflasi ini ikut disebabkan oleh terjadinya kenaikan harga-harga bahan makanan.  “Kenainkan inflasi yang terjadi di kota Jayapura cenderung disebabkan kenaikan harga-harga bahan makanan, makanan jadi dan  sandang. Sehingga indeks dari 156,42 pada bulan November naik menjadi 157,75 pada bulan Desember,” kata Kepala Badan Pusat  Statistik (BPS) Provinsi Papua, Ir. Djarot Soetanto, MM saat ditemui diruang kerjanya,  Selasa (8/1) kemarin. Dikatakan,  kenaikan angka indeks pada bulan November 2006, terjadi pada 5 kelompok pengeluaran, yakni kelompok bahan makanan, kelompok  makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan baker, kelompok sedang dan  kelompok kesehatan Sedangkan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga serta kelompok transportasi, komunikasi dan jasa  keuangan mengalami penurunan angka indeks.
Perubahan indeks (inflasi bulanan) kota Jayapura sebesar 0,85 persen lebih rendah dibanding nasional yang mengalami inflasi  sebesar 1,21 persen. Secara umum digambarkan perubahan indeks pada bulan Desember dari semua kota IHK (45 kota), 40 kota  mengalami inflasi (termasuk kota Jayapura). Sedangkan 5 kota mengalami deflasi (inflasi negative). Range perubahan indeks  secara nasional berkisar -0,70 persen sampai dengan 3,37 persen. Menurut Djarot, perubahan indeks tertinggi ditingkat  nasional terjadi di kota Sibolga sebesar 3,39 persen dan untuk tingkat Sumapua (Sulawesi, Maluku dan Papua) terjadi di kota  Gorontalo sebesar 2,07 persen. Sedangkan perubahan indeks terendah di tingkat nasional maupun Sumapua terjadi di Ternate  sebesar -0,70 persen. Kota Jayapura menempati urutan ke 21 tingkat nasional dan ke 3 dari 8 kota IHK ditingkat Sumapua.
Tambahnya, inflasi yang terjadi pada bulan Desember di kota Jayapura dipengaruhi oleh kenaikan indeks yang cukup signifikan  pada sub kelompok bumbu-bumbuan, padi-padian, umbi-umbian dan hasil-hasilan, tembakau dan minuman beralkohol dan sub kelompok  lemak dan minyak. Kemudian sub kelompok yang berperan menahan laju inflasi pada bulan Desember yakni, sub kelompok rekreasi, dan perlengkapan  rumahtangga. “Komoditi yang sangat dominant memberikan sumbangan inflasi yakni, beras, ekor kuning, cabe rawiw, rokok kretek  filter, daging bagi, cakalang, minyak goring, cabe merah, gula pasir, udang bsah, terlur ayam ras, biskut, kentang dan  pembalut wanita. Sedangkan andil komoditi yang cukup berperan menahan laju inflasi yakni, bayam, bawang putih, terong  panjang, vcd/dvd player, dan aor conditioner,” tutur Djarot.