Dampak El Nino, 141 Ha Lahan Pertanian Merauke Rusak
JAYAPURA– Pemerintah Provinsi Papua mengumumkan sebanyak 141 hektar lahan pertanian di Kabupaten Merauke rusak (puso) akibat dampak musim kemarau berkepanjangan (el nino) yang sementara melanda beberapa kawasan di nusantara.
Berdasarkan laporan yang diterima Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Papua, beberapa daerah yang mengalami lahan rusak, yakni di kampung Semangga, Waninggap, dan Manggo (puso dua hektar). Selain itu, tiga kampung di Tanah Miring (puso 79 hektar), serta dua kampung di Kurik (puso 60 hektar).
“Sehingga total sudah 141 hektar yang kena puso," ujar Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Papua Samuel Siriwa, saat ditemui pers diruang kerjanya.
Dikatakan dia, salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah kekeringan tersebut, yakni membuat sumur bor yang mana sudah dilakukan oleh beberapa petani di wilayah tersebut.
"Solusinya kita harapkan ada antisipasi kekeringan melalui pembuatan sumur bor sebab yang kami lihat di Merauke ada petani yang memanfaatkan sumur bor dalam dan sangat membantu untuk pertanian," ujarnya.
Sementara untuk masalah pengairan lainnya, lanjut dia, dapat dimanfaatkan dari kali-kali yang berada di seputaran wilayah Merauke guna memenuhi kebutuhan lahan pertaniannya. "Makanya sangat diharapkan diadakan ada pompa untuk kita menaikan air dari Kali Kumbe dan Kali Marau, namun pompa yang ada sekarang milik Balai Rawa dan Sungai hampir seluruhnya rusak," akunya.
Kendati demikian, ia mengatakan hal yang perlu dikhawatirkan saat ini adalah kualitas air yang mengalir di Kali Kumbe dan Marau yang dapat bercampur dengan air laut bila mengalami kekeringan.
“Kalau air tawar di kali itu turun maka sudah jelas tidak bisa digunakan untuk mengairi areal persawahan yang ada. Sebab di akhir Agustus kali-kali itu airnya sudah asin karena bercampur dengan air laut. Makanya kita sudah meminta ke pusat, yakni melalui Kementrian Pertanian untuk melakukan penanganan. Sebab jika tidak maka bisa-bisa petani gagal panen lagi karena tidak ada air untuk mengairi sawah,†cetusnya.