DKP Rumuskan Pengelolaan Kelautan dan Perikanan di Lima Wilayah Adat

Rapat Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Kelautan dan Perikanan Se – Papua menghasilkan satu rumusan pengelolaan kelautan dan perikanan berbasis 5 wilayah adat dengan Kawasan Pengembangan Ekonomi (KPE) wilayah adat Mamta, Saireri, Mee-Pago, La-Pago dan Ha-Anim.


"Rumusan ini sebagai dukungan terhadap visi Gubernur Papua maupun Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, untuk dapat disusunnya suatu percepatan pembangunan kelautan dan perikanan  Papua yang berbasis wilayah adat pada tahun ini," jelas Kepala Dinas Keluatan dan Perikanan Papua FX Mote, kemarin.


Menurut dia, pendekatan pembangunan Papua yang berbasis wilayah adat ini, merupakan salah satu terobosan pembangunan Pembangunan Kelautan dan Perikanan di Papua. Dimana untuk wilayah Adat Ha-Anim, akan dikembangkan komoditas unggulan perikanan tangkap, seperti Ikan Demersal dan Ikan Pelagis Kecil, Komoditas unggulan Perikanan air tawar adalah Ikan Gabus, Nila, Betik, Mas dan Ikan Hias (Arwana, Bambit).


Selain itu, program pembangunan yang akan digenjot adalah Percepatan Pembangunan Pelabuhan Perikanan Merauke, PPI Sumur Aman Mappi, PPI Omor Asmat.


Sementara di wilayah adat La-Pago, lanjut dia, bakal dilakukan Pengembangan produksi perikanan budidaya. Sedangkan pembangunan kelautan dan perikanan Mee-Pago, meningkatkan komoditas unggulan perikanan budidaya Ikan Nila, Mas dan Lele dengan bentuk produk hidup, segar, beku dan olahan.


“Hampir sama dengan pembangunan kelautan dan perikanan di Mamta, hanya yang diutamakan komoditas unggulan perikanan budidaya (Ikan Nila, Mas dan Lele) tapi ada juga perikanan tangkap (Tuna Tongkol Cakalang),” tutur dia.


Dia menambahkan, untuk pembangunan kelautan dan perikanan Saireri, akan diutamakan komoditas unggulan rumput laut ditambah komoditas ikan Pelagis Besar, Pelagis Kecil, Ikan Demersal, Udang dan Kepiting.