Dishub Kaji Pemberian Subsidi Angkutan Barang

Usai memprakarsai subsidi tiket pesawat bagi masyarakat Papua, Dinas Perhubungan Papua mengkaji kebijakan serupa untuk angkutan barang (cargo) antar kabupaten.


Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pehubungan Papua Djuli Mambaya mengatakan hal itu kepada wartawan, di Jayapura, Rabu (8/6).


"Pada hakikatnya, pemberian subsidi harga tiket kepada penerbangan untuk mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat yang ada di pedalaman, supaya bisa bangkit dengan memiliki semangat serta harapan hidup semakin tinggi. Sehingga tentu kedepan subsidinya akan menuju ke cargo yang tujuannya hampir serupa untuk meningkatkan perekonomian dan pendapatan masyarakat," kata dia.


Lanjut Djuli, subsidi penerbangan yang dicanangkan Pemerintah Provinsi dengan menggandeng 12 operator penerbangan perintis, nantinya akan terfokus melayani daerah pedalaman. Dimana, menurut laporan ada beberapa lapangan terbang yang selama ini tidak terjangkau karena biaya tinggi. Sehingga kebijakan tersebut diharapkan menjadi solusi agar rakyat bisa menikmati pembangunan.


“Makanya, dalam waktu dekat semua operator penerbangan perintis akan kita kumpulkan untuk membicarakan proses pemberian subsidi ini. Apakah nanti dalam bentuk tender atau lainnya, mengingat program ini masuk dalam APBD Perubahan,” ucapnya.


Lagi pula, kata Djuli, Dinas Perhubungan berupaya agar tak terjadi monopoli penerbangan, sehingga semua operator penerbangan perintis speerti, AMA, MAF, Susi Air, Yajasi, Cenderawasih Air, Alda Air, dan Tariku akan mendapatkan hak yang sama.


"Kami jamin tak ada akan monopoli sebab penganggarannya akan diatur baik oleh Dishub,"terang dia.


Direktur Associated Mission Aviation (AMA) Djarot Soetanto pada kesempatan itu menyambut positif program subsidi tiket bagi masyarakat. Ia menilai kebijakan ini sangat populer karena tingkat kemahalan transportasi yang sudah ada sejak dahulu kala.


Oleh karenanya, sebagai bentuk dukungan, AMA bakal menyiagakan 11 dari 12 pesawat yang ada untuk melayani, baik di Papua maupun di Papua Barat. “Tinggal nanti tergantung rute mana yang disepakati untuk kami lalui,” ucapnya.