Semuel Siriwa : Serapan Anggaran Diatas 90 Persen

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Papua Semuel Siriwa mengatakan serapan anggaran hingga bulan ini telah mencapai diatas 90 persen. Atas capaian ini, pihaknya optimis pada paling lambat pertengahan Desember mendatang, realisasi serapan segera mencapai 100 persen.


“Daya serap kita hingga November sudah diatas 90 persen. Sehingga kami optimis bulan depan serapannya sudah akan mencapai 100 persen,” ucapnya di Jayapura, pekan kemarin.


Dia menjelaskan serapan anggaran untuk pelaksanaan program kerja fisik yang dibiayai dana APBN, hampir semuanya sudah rampung, hanya memang terjadi penundaan pembayaran kepada pihak ketiga, akibat kebijakan pemangkasan anggaran oleh pemerintah pusat.


Smeentara untuk program kerja yang bersumber dari APBD, hampir seluruhnya telah selesai. “Tapi lagi-lagi karena pemangkasan anggaran dari pusat itu berimbas pada daerah sehingga ada pula pengurangan anggaran dan kegiatan”.


“Aartinya, ada kegiatan yang sudah diprogramkan tapi belum bisa digelar karena dananya terpotong. Sehingga ada delapan pengusaha yang sampai saat ini saya tak bisa bayar. Sementara beberapa kegiatan diantaranya, pengembangan ubi jalar dan kedelai,” tutur dia.


Sementara beberapa kegiatan yang akan menjadi fokus di 2017, diantaranya mendorong pangan lokal untuk dicintai oleh masyarakat Bumi Cenderawasih.


“Sebab saya sangat setuju sekali dengan kebijakan bapak Gubernur melalui Sekda Papua yang menginginkan agar bagaimana kita di Papua cintai pangan lokal”.


Ini juga sebenarnya sudah sering saya sampaikan kalau di hotel itu, rapat-rapatnya harus ada produk lokal. Sebab kalau tidak sekarang kapan lagi, makanya akan lebih kami galakkan di 2017 mendatang supaya masyarakat lebih membudayakan cinta produk lokal,” ujar dia.


Sebelumnya Sekda Papua Hery Dosinaen meminta instansi terkait memikirkan cara agar masyarakat cinta akan produk lokal. Ia juga berharap instansi terkait mencari solusi meningkatkan kebutuhan dasar masyarakat akan pangan lokal di Papua.


Sebab umbi-umbian, jagung maupun makanan lokal lainnya memiliki gizi yang jauh lebih baik dibadingkan nasi.


“Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura juga perlu memikirkan cara untuk memasarkan hasil kebunnya, sebab adanya keterbatasan sarana dan transportasi, lebih khusus di wilayah pegunungan dan pedalaman,” pintanya.