Kereta Api Monumental Bagi Papua

Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal menilai keberadaan kereta api, bakal sangat monumental sebab akan menimbulkan kesan bersejarah yang membawa perubahan mendasar bagi peradaban umat manusia di Bumi Cenderawasih.


Oleh karena itu, ia berharap keberadaan jalur kereta api Stadion Mandala– Bandara Sentani yang sementara dipersiapkan, dapat membantu pemerintah provinsi untuk mendorong kelancaran transportasi arus barang dan orang, jelang PON 2020.


“Makanya, pesan kami kepada masyarakat adat yang tanahnya akan dilewati jalur kereta api agar mereka mengerti bahwa fasilitas umum ini dibuat bukan untuk satu orang atau pemerintah. Sehingga masyarakat adat juga harus bisa memudahkan pelaksanaannya. Menuntut hak boleh tapi harapan kami kewajiban umum didahulukan”.


“Mari kita belajar untuk itu dan harapan kami jangan nanti ada yang ngaku-ngaku lagi sebagai kepala suku. Sebab terlalu banyak yang mengaku kepala suku nanti membingungkan pemerintah dan menghambat program itu,” kata Wagub saat memberi arahan pada Seminar Laporan Akhir Penyusunan DED dan Peta Ulayat Jalur Kereta Api Lintas Stadion Mandala – Bandara Sentani, Rabu (7/12) di Jayapura.


Wagub memuji Badan Percepatan Pembangunan Kawasan Papua, Dinas Perhubungan Papua, Kementerian Perhubungan serta masyarakat adat yang telah mendorong penyelesaian Detail Engineering Design (DED) jalur kereta api. “Sebab sangat kita harapkan sekali supaya pembangunan jalur kereta apinya bisa segera dimulai pada 2017 mendatang,” ujarnya.


Senada disampaikan Anton Aprianto, Kepala Seksi Jembatan dan Bangun Kereta Api Direktur Prasarana Kementerian Perhubungan. Pihaknya mengaku ingin segera mendorong konsep laporan akhir DED supaya dapat segera diselesaikan.


“Makanya dari hasil pembahasan konsep laporan akhir DED ini, kita akan melihat apakah sudah bisa mendukung pembangunan kereta api di Papua atau sebaliknya. Sebab dalam DED ini akan dibahas masalah topografi dan kecepatan kereta api”.


“Apalagi pembangunan relnya nanti tidak hanya di darat, tetapi akan melalui Danau Sentani sehingga akan dilihat seberapa panjang yang bisa dibangun disitu. Yang jelas kami mencari efisiensi terhadap pembiayaannya,” ucap dia.


Setelah membahas DED, tambahnya, tahapan selanjutnya adalah pengesahan dari Kementerian Perhubungan lalu menentukan pendanaannya.  “Sehingga nanti ada semacam kerja sama dengan mengenai pembebasan lahan. Lalu setelah beres dari kementrian akan mengusulkan pendanaan pembangunan kereta dari ABPN atau APBD. Atau ada kerja sama investasi lain yang akan diputuskan bersama kepala daerah,” jelas dia.