Pemprov Klaim Pelayanan Bidang Pendidikan Alami Peningkatan

Pemerintah Provinsi Papua mengklaim pelayanan di bidang pendidikan mengalami peningkatan cukup signifikan sejak kurun waktu empat tahun terakhir. Dimana jumlah lembaga pendidikan meningkat drastis menjadi 4.000-an, dibanding empat tahun lalu yang hanya sekitar 2.000-an.

Penegasan ini disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Papua Elias Wonda, di Jayapura, akhir kemarin, menanggapi pernyataan sejumlah pihak yang menilai belum maksimalnya pembangunan di bidang pendidikan.

“Bayangkan jumlah SMK di 2013 hanya 93 sekolah, tetapi sekarang ini ada 128. Kemudian jumlah SMA duluya 100 lebih, sekarang berjumlah 228 baik negeri dan swasta. Belum lagi Sekolah Luar Biasa (SLB) dan madrasah. Intinya sudah banyak sekolah dibangun oleh kepala daerah di kabupaten”.

“Intinya saya mau katakan memang di 2016-2017 kami melihat peningkatan luar basa. Hampir 4000 lebih sekolah yang sudah ada di seluruh Papua,” ucap dia.

Selain membangun sekolah, dana Otsus yang turun ke Papua, dipergunakan untuk mengirim anak-anak lulusan SMP ke 177 sekolah terbaik yang ada di enam provinsi di Indonesia, sejak 2013 lalu.

“Kita kirim di Provinsi Jawa Tengan, Jawa Timur, Jawa Barat, Banten, Jogyakarta dan Bali. Dimana sudah total hampir 1000 lebih siswa yang kami kirim”.

“Tak sampai disitu, kami juga ada kerja sama dengan pihak Pertamina untuk mengirim siswa Papua bersekolah di Purbolinggo. Sekitar 60 anak kita urut setiap tahunnya. Dan semua biaya ditanggung oleh pihak Pertamina. Intinya ada banyak peningkatan sebab dana Otsus yang ada kami dorong untuk peningkatan bidang pendidikan di tanah ini,” tutur dia.

Sementara disinggung soal penumpukan guru di wilayah perkotaan, dia tak menampiknya. Hal demikian, dikarenakan berbagai faktor. Diantaranya, belum maksimalnya dukungan kesejahteraan keamanan serta minimnya sarana dan prasarana sekolah.

Selain itu, belum tersedianya rumah bagi guru maupun tenaga pengajar yang dalam waktu dekat memasuki masa pensiun.

“Tapi walau demikian sampai saat ini Provinsi Papua masih mengalami kekurangan guru, lebih khusus untuk sekolah dasar. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh belum meratanya ketersebaran guru di Bumi Cenderawasih”.

“Makanya, saya nilai kedepan perlunya pendidikan vokasi (pendidikan tinggi) guna menunjang guru pada keahlian terapan tertentu. Sehingga, kita ada program akselerasi, seperti program pengadaan guru produktif. Sebab untuk memenuhi kebutuhan guru produktif di Papua sebanyak 900 orang cukup sulit, sementara guru yang ada di sekolah saat ini hanya 50 persen atau 450 orang. Karenanya kedepan, proses perekrutan kepala sekolah juga akan menjadi perhatian kita, diantaranya melalui talet scouting atau program pemandu bakat maupun minat,"tutupnya.