Pemprov Dorong Masyarakat Tes HIV Sukarela

Pemerintah Provinsi Papua mendorong masyarakat untuk melakukan tes HIV secara sukarela, agar upaya penanganan terhadap penyakit mematikan itu, bisa berjalan maksimal. Penegasan ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Aloysius Giyai, kepada wartawan di Jayapura, akhir pekan kemarin.

Ia memprediksi, masih ada penghidap HIV/AIDS yang belum teridentifikasi dan kini hidup di tengah-tengah lingkungan masyarakat. Oknum tersebut mesti di diidentifikasi agar tidak menularkan virus HIV, karena berpotensi menimbulkan persoalan baru.

“Makanya, yang belum terdata ini harus bisa kita temukan. Dengan demikian, ada jalan keluar yang kami berikan supaya bisa menyelamatkan orang asli Papua dari virus itu,” kata dia.

tes VCT  atau Voluntary Test Counseling ini, dapat ditemui pada sejumlah fasilitas pelayanan kesehatan terdekat, baik puskesmas maupun Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD). Untuk mengikuti tes ini, masyarakat tidak akan dipungut biaya dan kerahasiaan pasien pun akan dijamin oleh pemerintah.

Saat ini angka prevalensi HIV/AIDS di Papua telah melonjak drastis mencapai 26 ribu lebih kasus. Tingkat penyebaran tertinggi di Papua ditengarai melalui hubungan seks yang tidak aman dan bukan dengan pasangan (suami atau istri).  

Sayangnya, meski program pencegahan dan penanggulangan terhadap HIV/AIDS terus dilakukan secara rutin, sebagian besar masyarakat belum paham betul tentang bagaimana penyebaran virus mematikan ini terjadi.

Oleh karena itu, Pemprov Papua mendorong masyarakat agar lebih peduli untuk memerangi ancaman nyata virus HIV/AIDS. Sebab upaya dari pemerintah saja tidak cukup.”Kita perlu juga dukungan masyarakat. Sebab jika pemerintah hanya turun dengan memberikan informasi di jalan, membagi-bagikan kondom, hal itu dirasa belum akan maksimal jika tanpa adanya peran serta masyarakat,”terangnya.

Kendati demikian, pihaknya mengapresiasi semua pihak yang sudah membantu memudahkan Dinas Kesehatan dalam menanggulangi virus mematikan itu. Tak terkecuali organisasi kemasyarakatan maupun pihak agama.

“Namun harus diakui belum semua orang Papua paham tentang HIV termasuk kita juga yang merupakan orang kesehatan.Karena itu, saya pikir HIV ini perlu terus kita sosialisasikan ancaman nyatanya. Supaya kita dan keluarga bisa terhindar dari virus yang hingga kini belum ada penawarnya tersebut,” imbau dia.