Sekda Akui Aparat Kampung di Papua Masih Banyak Keterbatasan

Sekretaris Daerah (Sekda) Papua Hery Dosinaen mengakui para aparat kampung di bumi cenderawasih, masih memiliki keterbatasan dalam hal membaca dan menulis. Para aparat kampung pu, dinilai belum memiliki kapasitas yang hebat, lebih khusus dalam mengelola seluruh anggaran yang masuk ke kampung-kampung.

“Ini kenyataan secara politik yang harus kita akui ada di Papua. Bahkan secara kearifan lokal ini mesti kita hadapi di Papua,”ucap Sekda Papua pada pelatihan peningkatan kapasitas pendamping desa 2017, di Jayapura, Selasa (29/11). 

Kendati begitu, dirinya memiliki keyakinan penuh dengan kehadiran para pendamping desa, keterbatasan kapasitas dan kemampuan yang dialami para aparat kampung, dapat diminimalisasi sehingga mereka dapat mempertanggungjawabkan seluruh anggaran yang diterima secara transparan dan akuntabel.

Dia katakan, dalam Peraturan Pemerintah 20 2015 menyebut bahwa transfer dana dari pemerintah pusat ke kabupaten/kota. Ini berarti tanggungjawab pengelolaan dana  yang masuk ke masing-masing Kampung melekat  di kampung tersebut.

Dengan demikian, para kepala daerah di kabupaten dan kota, diharapkan dapat bertanggungjawab penuh terhadap keberhasilan pengelolaan dana desa tersebut.

“Termasuk dana Prospek maupun Gerbangmas yang turun di kampung-kampung.  Oleh karena itu, diharapkan seluruh anggaran ini bisa dipergunakan serta dipertanggungjawabkan secara baik. Dan ini pun menjadi tugas dari pendamping desa untuk mengingatkan dan membimbing para aparat aparat kampung itu,” terang dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung Provinsi Papua, Donatus Motte  menyebut pelatihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pendamping desa .

Kegiatan yang berlangsung  29 November hingga 2 Desember 2017 ini, diikuti 870 (dari total 1.253) pendamping desa dari 29 Kabupaten/Kota. 

“Kami hanya memanggil 870 orang, selebihnya masih bertugas  di masing –masing wilayah, untuk melaksanakan  pembagian dana Prospek,” katanya.